Windows 8 UI > Desgined By. Renadel Dapize
bismillah
On Saturday, October 6, 2012
Tujuan Instruksional Umum
Setelah mempelajari penggalan modul ini, Anda diharapkan dapat memahami masalah pencahayaan dan beberapa aspek yang berperan penting dalam proses penciptaan karya foto Anda.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mempelajari kegiatan belajar sebelumnya, Anda diharapkan mampu:
Setelah mempelajari penggalan modul ini, Anda diharapkan dapat memahami masalah pencahayaan dan beberapa aspek yang berperan penting dalam proses penciptaan karya foto Anda.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mempelajari kegiatan belajar sebelumnya, Anda diharapkan mampu:
- Menjelaskan pencahayaan dalam fotografi
- Menyebutkan sumber cahaya dalam fotografi
- Membedakan tiga kategori kualitas sinar (intensitas cahaya)
- Menyebutkan 7 macam arah datangnya sinar / pencahayaan
- Menjelaskan hubungan antara bukaan difragma, kecepatan rana dan iso film dengan pencahayaan
- Mempraktekkan proses pencahayaan yang Anda inginkan dengan menggunakan kamera SLR
CAHAYA DALAM FOTOGRAFI
Seperti yang Anda ketahui dari kegiatan belajar sebelumnya, bahwa memotret tidak mungkin dilakukan dalam keadaan gelap gulita, jika Anda menginginkan hasil yang maksimal. Untuk itu memang harus ada sinar atau cahaya yang masuk ke dalam kamera. Nah, unsure cahaya inilah yang menentukan bagus tidaknya hasil pemotretan. Jadi dapat disimpulkan, bahwa pencahayaan dalam fotografi adalah hal yang mutlak dan harus ada.
Fotografi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana “menggambar” atau merekam dengan bantuan cahaya atau sinar dengan hasil foto atau potret. Cahaya sendiri dapat dikatakan sebagai salah satu bahan dasar dalam proses “menggambar” itu. Tanpa ada cahaya maka suatu gambar atau karya fotografi tidak akan tercipta.
Tahukah Anda ada berapa pencahayaan dalam fotografi?
Pencahayaan dapat dibagi dalam dua garis besar, yaitu:
Pencahayaan untuk sekedar dapat menghasilkan gambar dalam fotografi, atau yang lebih Anda kenal dengan Exposure.
Pencahayaan untuk dramatisasi dalam fotografi, atau kita beri nama tata cahaya (lighting set up)
EXPOSURE
Exposure di sini berkaitan dengan kecepatan film (ASA), diafragma pada lensa, dan kecepatan shutter kamera. Pencahayaan di sini hanya sekedar untuk menghasilkan gambar yang tidak under atau over exposure, ini adalah pencahayaan yang sangat dasar dalam fotografi. Walaupun demikian, Anda jangan
Meremehkannya, karena exposure yang tepat sangatlah mutlak untuk menghasilkan foto yang baik. Hal ini berlaku oleh yang baru belajar fotografi hingga yang sudah ahli.
TATA CAHAYA (LIGHTING SET UP)
Biasanya kita menggunakan tata cahaya di dalam studio. Walaupun tidak jarang ada yang menggunakannya di luar gedung atau studio. Tata cahaya ini dipakai, setelah anda menguasai exposure yang benar guna menghasilkan gambar yang memeberi kesan artistik ataupun dramatik. Untuk itu anda harus mengetahui arah datangnya sinar/cahaya. Karena dalam tata cahaya kita bermain dengan arah datangnya sinar.
Bagaimana proses terciptanya suatu karya fotografi ?
Proses tersebut terjadi pada saat film yang mempunyai bahan peka cahaya di dalam kamera tersinari dan merekam warna cahaya dari suatu benda yang melintasi kamera. Image yang terjadi pada film negatif karena adanya cahaya yang mengenai dan “melukai”nya sehingga menimbulkan bekas-bekas tertentu. Film memang materi yang dibuat peka cahaya. Namun agar film dapat merekam image dengan baik, harus ada aturan-aturan tertentu.
Aturan pertama adalah, cahaya harus datang dengan terarah. Ini adalh tugas lensa. Yaitu memindahkan suatu image tiga dimensi ke dalam badan kamera agar terekam dalam bentuk dua dimensi. Tanpa lensa, tidak ada kamera yang bisa bekerja untuk fotografi.
Aturan kedua adalah, jumlah cahaya yang masuk harus pas dengan keadaan film yang terpasang. Dengan demikian untuk mendapatkan jumlah cahaya yang pas, Anda harus mengetahui pula asal sumber cahaya, intensitas cahaya, serta arah dari sinar atau cahaya itu datang mengenai objek. Hal inilah yang nanti akan kita bahas pada point berikutnya.
SUMBER CAHAYA
Matahari, bulan, bintang, api, lilin, senter, lampu pijar, neon, lampu kilat (flash) studio, dan pantulan cahaya benda mengkilat dapat dikatakan sebagai sumber-sumber cahaya.
Sumber-sumber cahaya itu dikategorikan sebagai berikut ini :
Sumber cahaya alam
Yaitu sumber cahaya yang berasal dari Yang Maha Kuasa, biasanya memiliki cahaya yang lebih kuat. Misalnya : matahari, bulan, bintang, dll.
Sumber cahaya buatan
Yaitu sumber cahaya yang dapat dibuat atau diciptakan oleh manusia. Misalnya : lampu pijar, neon, lampu kilat, lilin, lentera, api, dll.
KUALITAS CAHAYA
Kualitas cahaya dapat diartikan sebagai tingkat kekuatan sinar yang dilepaskan oleh sumber cahaya. Tingkat kekuatan sinar ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
1.Keras
Sinar ini dapat menimbulkan nada warna cahaya yang kontras antara gelap dan terang.
2.Sedang
Sinar ini dapat menimbulkan nada warna cahaya lembut antara gelap dan terang.
3.Lemah
Sinar ini dapat menimbulkan nada warna cahaya baur/tidak kentara antara terang dan gelap.
ARAH CAHAYA
Yaitu arah datang sinar dari suatu sumber cahaya terhadap obyek yang berada tepat di depan kamera. Dalam pemotretan dikenal beberapa arah datangnya sinar, antara lain :
Sinar depan/muka
Yaitu sinar yang datang dari muka obyek dan berada di depan, sejajar atau di belakang pemotret. Sinar ini akan menimbulkan kesan 2 dimensi pada muka obyek. Jika sinar yang datang terlalu kuat, biasanya akan membentuk bayangan silang di bawah dagu obyek. Hal ini dapat dihilangkan dengan diberikannya reflektor sebagai penambahan cahaya. Sinar ini dimanfaatkan sebagai sinar pengisi.
Sinar belakang (Back Light)
Sinar yang datang dari arah belakang obyek atau mengarah ke kamera. Sinar ini dimanfaatkan untuk menimbulkan kesan dramatis (menimbulkan efek aura) dari belakang dan biasanya dapat menimbulkan siluet atau obyek depan menjadi gelap. Terkadang terjadi apa yang dinamakan flair, yaitu masuknya sinar bias langsung kedalam lensa yang terlalu kuat. Hal ini dapat diantisipasi dengan cara :
-Mengarahkan cahaya tidak terlalu di belakang obyek, tetapi berada agak atas (miring) yang disebut hair lighting.
-Menggunakan cahaya pengisi (Fill in) atau reflektor
-Menambah pencahayaan Light meter lebih dari 2 stop
Sinar samping (Side Light)
Sinar yang datang dari samping obyek. Sinar ini dimanfaatkan untuk mendapatkan dimensi terang dan gelap sisi muka obyek yang menghadap kamera.
Sinar atas
Sinar yang datang dari atas obyek. Sinar ini dimanfaatkan untuk menyinari bagian atas suatu obyek sehingga terkadang akan menimbulkan bayangan gelap yang keras pasa sisi-sisi bawah obyek.
Sinar kunci
Sinar yang datang dengan kuat dari arah 45 derajat samping depan atas obyek, Sering dimanfaatkan pada pemotretan model studio yang menimbulkan kesan 3 dimensi.
Masuknya cahaya ke dalam kamera bisa diibaratkan mengisi ember dengan air yang melalui keran. Besarnya ember, besarnya bukaan keran dan lamanya mengisi, saling berkait satu dengan yang lain. Kalau embernya besar jelas akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Namun kalu membuka kerannya makin lebar, waktu mengisipun menjadi semakin singkat. Nah, besarnya ember ini ibarat ISO film yang anda pakai. Makin rendah ISO film yang anda pakai, makin banyak cahaya yang dibutuhkan untuk memenuhinya. Jadi film dengan ISO 100 membutuhkan pencahayaan yang lebih banyak dibandingkan film dengan ISO 400.
Dengan kata lain, film dengan ISO 400 lebih peka cahaya dibandingkan film ISO 100. Makin tinggi ISO sebuah film (makin tinggi angka ISOnya) makin peka film itu terhadap cahaya. Untuk pemakaian sehari-hari, film yang paling sesuai adalah film dengan ISO 100, 200 atau 400. Film dengan ISO rendah biasanya dapat anda pakai untuk keperluan artistik yang membutuhkan ketajaman detil atau untuk foto-foto yang akan dicetak dalam ukuran yang sangat besar.
Sedangkan film dengan ISO tinggi umumnya dipakai untuk pemotretan dalam kondisi redup (namun tidak boleh menggunakan lampu kilat), misalnya foto-foto olahraga atau pertunjukan opera. Namun, anda jangan menggunakan ISO film yang tinggi ini, jika anda tidah ingin hasil cetak perbesaran anda menjadi buruk, karena film ISO tinggi mempunyai resolusi yang buruk, yang mempunyai butiran-butiran kasar jika diperbesar. Jadi jelaslah bahwa pemilihan ISO film harus disesuaikan dengan keinginan anda dan suasana saat momen atau peristiwa itu terjadi.
Oleh karena itu, bukaan diafragma (kecepatan rana) ISO film, sangat berpengaruh dalam pemotretan. Kesalahan dalam satu “unsur” saja, bisa dipastikan akan mempengaruhi hasil pemotretan.
Tips untuk anda :
Ada 2 titik penting guna memulai pengaturan pada kamera anda yang masih menyangkut tentang pencahayaan yaitu :
Apakah kamera yang anda gunakan dilengkapi dengan pengukur cahaya ? atau kamera yang anda gunakan sudah tidak dilengkapi oleh pengukur cahaya, atau pengukur cahaya pada kamera anda sudah tidak berfungsi lagi ?
Bagaimana cara mengatasinya, jika terjadi hal ini? Jangan bingung! Pertama, sebenarnya anda masih bisa memotret dengan sangat baik jika kamera ini hanya sebagai kamere kedua. Artinya, ada kamera lain berpengukur cahaya yang dipakai bersamaan. Penyetelan kamera yang tanpa pengukur cahaya bisa meniru penyetelan lainnya. Namun kalau kamera tanpa pengukur cahaya itu hanya satu-satunya, anda dapat memekainya dengan beberapa catatan :
Sebaiknya anda memotret dengan film negatif yang mam pu bertoleransi kesalahan pencahayaan sampai dengan dua stop (ingat penjelasan megenai hal ini di kegiatan belajar sebelumnya).
Anda harus tau betul ISO film yang anda pakai saat memotret.
Sebaiknya cara ini (tanpa pengukur cahaya) hanya dipakai untuk memotret di alam terbuka saja pada cahaya matahari.
Saran selanjutnya, anda harus siap kalau beberapa foto anda sama sekali tidak bisa dipakai akibat kesalahan pencahayaan yang terlalu parah.
Dengan pengukur cahaya anda akan lebih mudah menemukan setelan yang cocok dengan lebih akurat. Yang harus diingat adalah, setelan ISO pada kemera harus benar sesuai dengan ISO film yang anda pakai. Kalau sampai salah, sia-sia saja pengukur cahaya yang ada.
Cara menggunakan pengukur cahaya :
Pada suatu kesempatan rana yang anda pilih, sambil mengarahkan lensa ke arah sasaran, lihatlah pada indikator pengukur cahaya yang berada di dalam kamera anda. Putar gelang diafragma sampai pengukur cahaya mengatakan sesuai. Umumnya pengukur cahaya memberikan info dalam bentuk tanda plus (yang artinya over), dan minus (yang artinya under) atau angka 0 (yang artinya tepat). Setelah pengukur cahaya mengatakan OK, anda dapat mengubah-ubah kombinasi setelan sesuai dengan kebutuhan.
rangkuman
Cahaya merupakan unsur terpenting dalam fotografi karena ia sebagai salah satu bahan dasar yang mendukung terciptanya suatu karya fotografi yang dapat menimbulkan suatu kesan tertentu.
Sumber cahaya terbagi menjadi 2, yaitu :
Sinar depan/muka
Yaitu sinar yang datang dari muka obyek dan berada di depan, sejajar atau di belakang pemotret. Sinar ini akan menimbulkan kesan 2 dimensi pada muka obyek. Jika sinar yang datang terlalu kuat, biasanya akan membentuk bayangan silang di bawah dagu obyek. Hal ini dapat dihilangkan dengan diberikannya reflektor sebagai penambahan cahaya. Sinar ini dimanfaatkan sebagai sinar pengisi.
Sinar belakang (Back Light)
Sinar yang datang dari arah belakang obyek atau mengarah ke kamera. Sinar ini dimanfaatkan untuk menimbulkan kesan dramatis (menimbulkan efek aura) dari belakang dan biasanya dapat menimbulkan siluet atau obyek depan menjadi gelap. Terkadang terjadi apa yang dinamakan flair, yaitu masuknya sinar bias langsung kedalam lensa yang terlalu kuat. Hal ini dapat diantisipasi dengan cara :
-Mengarahkan cahaya tidak terlalu di belakang obyek, tetapi berada agak atas (miring) yang disebut hair lighting.
-Menggunakan cahaya pengisi (Fill in) atau reflektor
-Menambah pencahayaan Light meter lebih dari 2 stop
Sinar samping (Side Light)
Sinar yang datang dari samping obyek. Sinar ini dimanfaatkan untuk mendapatkan dimensi terang dan gelap sisi muka obyek yang menghadap kamera.
Sinar atas
Sinar yang datang dari atas obyek. Sinar ini dimanfaatkan untuk menyinari bagian atas suatu obyek sehingga terkadang akan menimbulkan bayangan gelap yang keras pasa sisi-sisi bawah obyek.
Sinar kunci
Sinar yang datang dengan kuat dari arah 45 derajat samping depan atas obyek, Sering dimanfaatkan pada pemotretan model studio yang menimbulkan kesan 3 dimensi.
Masuknya cahaya ke dalam kamera bisa diibaratkan mengisi ember dengan air yang melalui keran. Besarnya ember, besarnya bukaan keran dan lamanya mengisi, saling berkait satu dengan yang lain. Kalau embernya besar jelas akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Namun kalu membuka kerannya makin lebar, waktu mengisipun menjadi semakin singkat. Nah, besarnya ember ini ibarat ISO film yang anda pakai. Makin rendah ISO film yang anda pakai, makin banyak cahaya yang dibutuhkan untuk memenuhinya. Jadi film dengan ISO 100 membutuhkan pencahayaan yang lebih banyak dibandingkan film dengan ISO 400.
Dengan kata lain, film dengan ISO 400 lebih peka cahaya dibandingkan film ISO 100. Makin tinggi ISO sebuah film (makin tinggi angka ISOnya) makin peka film itu terhadap cahaya. Untuk pemakaian sehari-hari, film yang paling sesuai adalah film dengan ISO 100, 200 atau 400. Film dengan ISO rendah biasanya dapat anda pakai untuk keperluan artistik yang membutuhkan ketajaman detil atau untuk foto-foto yang akan dicetak dalam ukuran yang sangat besar.
Sedangkan film dengan ISO tinggi umumnya dipakai untuk pemotretan dalam kondisi redup (namun tidak boleh menggunakan lampu kilat), misalnya foto-foto olahraga atau pertunjukan opera. Namun, anda jangan menggunakan ISO film yang tinggi ini, jika anda tidah ingin hasil cetak perbesaran anda menjadi buruk, karena film ISO tinggi mempunyai resolusi yang buruk, yang mempunyai butiran-butiran kasar jika diperbesar. Jadi jelaslah bahwa pemilihan ISO film harus disesuaikan dengan keinginan anda dan suasana saat momen atau peristiwa itu terjadi.
Oleh karena itu, bukaan diafragma (kecepatan rana) ISO film, sangat berpengaruh dalam pemotretan. Kesalahan dalam satu “unsur” saja, bisa dipastikan akan mempengaruhi hasil pemotretan.
Tips untuk anda :
Ada 2 titik penting guna memulai pengaturan pada kamera anda yang masih menyangkut tentang pencahayaan yaitu :
Apakah kamera yang anda gunakan dilengkapi dengan pengukur cahaya ? atau kamera yang anda gunakan sudah tidak dilengkapi oleh pengukur cahaya, atau pengukur cahaya pada kamera anda sudah tidak berfungsi lagi ?
Bagaimana cara mengatasinya, jika terjadi hal ini? Jangan bingung! Pertama, sebenarnya anda masih bisa memotret dengan sangat baik jika kamera ini hanya sebagai kamere kedua. Artinya, ada kamera lain berpengukur cahaya yang dipakai bersamaan. Penyetelan kamera yang tanpa pengukur cahaya bisa meniru penyetelan lainnya. Namun kalau kamera tanpa pengukur cahaya itu hanya satu-satunya, anda dapat memekainya dengan beberapa catatan :
Sebaiknya anda memotret dengan film negatif yang mam pu bertoleransi kesalahan pencahayaan sampai dengan dua stop (ingat penjelasan megenai hal ini di kegiatan belajar sebelumnya).
Anda harus tau betul ISO film yang anda pakai saat memotret.
Sebaiknya cara ini (tanpa pengukur cahaya) hanya dipakai untuk memotret di alam terbuka saja pada cahaya matahari.
Saran selanjutnya, anda harus siap kalau beberapa foto anda sama sekali tidak bisa dipakai akibat kesalahan pencahayaan yang terlalu parah.
Dengan pengukur cahaya anda akan lebih mudah menemukan setelan yang cocok dengan lebih akurat. Yang harus diingat adalah, setelan ISO pada kemera harus benar sesuai dengan ISO film yang anda pakai. Kalau sampai salah, sia-sia saja pengukur cahaya yang ada.
Cara menggunakan pengukur cahaya :
Pada suatu kesempatan rana yang anda pilih, sambil mengarahkan lensa ke arah sasaran, lihatlah pada indikator pengukur cahaya yang berada di dalam kamera anda. Putar gelang diafragma sampai pengukur cahaya mengatakan sesuai. Umumnya pengukur cahaya memberikan info dalam bentuk tanda plus (yang artinya over), dan minus (yang artinya under) atau angka 0 (yang artinya tepat). Setelah pengukur cahaya mengatakan OK, anda dapat mengubah-ubah kombinasi setelan sesuai dengan kebutuhan.
rangkuman
Cahaya merupakan unsur terpenting dalam fotografi karena ia sebagai salah satu bahan dasar yang mendukung terciptanya suatu karya fotografi yang dapat menimbulkan suatu kesan tertentu.
Sumber cahaya terbagi menjadi 2, yaitu :
- Sumber cahaya alam
- Sumber cahaya buatan
Pencahayaan secara garis besar terbagi atas :
- Exposure
- Tata cahaya
Kualitas cahaya dibagi menjadi 3 kategori :
- Keras
- Sedang
- Lemah
Dalam pemotretan dikenal beberapa arah datangnya sinar, yaitu :
- Sinar depan,
- Sinar belakang,
- Mengarahkan cahaya tidak terlalu di belakang obyek, tetapi berada agak atas (miring) yang disebut hair lighting.
- Menggunakan cahaya pengisi (Fill in) atau reflektor
- Menambah pencahayaan Light meter lebih dari 2 stop
- Sinar samping,
- Sinar atas
- Sinar kunci,
Pencahayaan sangat berhubungan erat dengan hasil foto yang baik. Hal ini diantaranya dengan kesesuaian cara pengaturan bukaan diafragma, kecepatan rana dan ISO film yang digunakan.
Kamera yang memiliki pengukur cahaya, lebih mudah dalam mengkombinasikan setelan awal dalam memotret suatu peristiwa tertenu dalam suasana tertentu pula.
Kamera yang memiliki pengukur cahaya, lebih mudah dalam mengkombinasikan setelan awal dalam memotret suatu peristiwa tertenu dalam suasana tertentu pula.